RSS

Manajemen Produksi

03 Des

BAB I

PENDAHULUAN

 

Perencanaan produksi, implementasi, proses dan inventory control (PPIC) adalah pusat dari proses supply chain diberbagai jenis perusahaan trading dan manufacturing. Mengelola proses produksi secara efektif bukan hanya memastikan operasional yang mulus dan efisien tetapi juga akan menentukan dan membedakan suatu perusahaan sebagai komponen yang besar dalam keunggulan kompetitif.

Manajemen semakin dibutuhkan setelah adanya pemisahan antara Rumah Tangga Konsumen (RTK) dan Rumah Tangga Produsen (RTP), dalam hal ini adalah dua pihak yang paling membutuhkan, di mana konsumen dapat memenuhi kebutuhannya dengan berbagai jenis barang yang disediakan produsen, dan produsen dapat menjual barang-barangnya yang betul-betul dibutuhkan konsumen sesuai dengan selera, mode dan daya belinya.

Produksi yaitu suatu kegiatan yang menciptakan atau meningkatkan kegunaan suatu barang. Peningkatan atau penambahan kegunaan suatu barang bisa melalui kegunaan tempat, kegunaan waktu, kegunaan bentuk atau gabungan dari beberapa kegunaan tersebut.

Untuk perusahaan-perusahaan saat ini cenderung dapat menggabungkan beberapa kegunaan sekaligus suatu barang, baik kegunaan waktu, tempat, maupun kegunaan bentuk. Hal ini diciptakan untuk dapat mengantisipasi kebutuhan konsumen yang bersifat heterogen (berbeda-beda).

Jadi manajemen produksi merupakan proses manajemen yang diterapkan dalam bidang produksi. Proses manajemen produksi adalah penggabungan seluruh aspek yang terdiri dari produk, pabrik, proses, program dan manusia.

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. A.  PENGERTIAN MANAJEMEN PRODUKSI

Manajemen produksi adalah salah satu cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.

Dengan demikian, manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.

 

  1. B.  PERKEMBANGAN MANAJEMEN PRODUKSI

Manajemen produksi berkembang pesat karena adanya factor :

  1. Adanya pembagian kerja (division of labour) dan spesialisasi

Agar produksi efektif dan efisien, produsen hendaknya menggunakan metode ilmiah dan azas-azas manajemen. Pembagian kerja memungkinkan dicapainya tingkat dan kualitas produksi yang lebih baik bila disertai dengan pengolahan yang baik.dan akan mengurangi biaya produksi sehingga dapat tercapainya tingkat produksi yang lebih tinggi.

  1. Revolusi Industri

Revolusi Industri merupakan suatu peristiwa penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin. Revolusi itu merupakan perubahan dan pembaharuan radikal dan cepat dibidang perdagangan, industri,dan teknik di Eropa. Dampaknya pengusaha besar dapat meningkatkan perdagangannya, sedangkan pengusaha kecil dengan peralatan kerja yang masih kuno,menjadi terdesak.

Perkembangan revolusi industri terlihat pada :

  1. Bertambahnya penggunaan mesin
  2. efisiensi produksi batu bara, besi, dan baja,
  3. Pembangunan jalan kereta api,alat transportasi, dan komunikasi.
  4. meluasnya system perbankan dan perkreditan.

Industialisasi ini meningkatkan pengolahan hasil produksi, sehingga membutuhkan kegiatan pemasaran.

  1. Perkembangan alat dan teknologi yang mencakup penggunaan computer

Sehingga pada banyak hal manajer produksi mengintegrasikan teknologi canggih kedalam bisnisnya.

  1. Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup metode ilmiah, hubungan antar manusia, dan model keputusan.

Penggunaan metode ilmiah dalam mengkaji pekerjaan memungkinkan ditemukannya metode kerja terbaik dengan pendekatan sebagai berikut :

  1. Pengamatan (observasi) atas metode kerja yang berlaku
  2. Pengamatan terhadap metode kerja melalui pengukuran dan analisis ilmiah
  3. pelatihan pekerja dengan metode baru
  4. pemanfaatan umpan balik dalam pengelolaan atas proses kerja.

 

  1. C.  ASPEK-ASPEK MANAJEMEN PRODUKSI

Di dalam manajemen produksi melibatkan beberapa aspek yang harus diperhatikan , aspek-aspek tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Perencanaan produksi

Dengan dibuatnya perencanaan produksi ini bertujuan untuk dilakukanya persiapan yang sistematis bagi produksi yang akan dijalankan. Keputusan yang harus dihadapi dalam perencanaan produksi diantaranya yaitu:

  1. Jenis barang yang diproduksi
  2. Kualitas barang
  3. Jumlah barang
  4. Bahan baku

Urutan proses produksi harus dituangkan dalam sebuah dokumen yang disebut Rout Sheet (Operation Sheet), yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar dan desain produk, yang kemudian dianalisa bagaimana hubungannya antar komponen yang ada dan bagaimana proses pemasangan (assemblingnya). Dengan demikian rancangan proses produksi terdiri dari desain produk, perencana proses dan pengendalian produksi. Ada dua type proses produksi terdiri dari : type produksi untuk persediaan dan type produksi berdasarkan pesanan.

  1. Pengendalian produksi

Bertujuan agar mencapai hasil yang maksimal dengan biaya seminimal mungkin dengan melakukan koordinasi dari material, peralatan dan sumber daya manusia. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain :

  1. Menyusun perencanaan
  2. Membuat penjadwalan kerja
  3. Menentukan kepada siapa barang akan dipasarkan.

Prinsip dalam perencanaan dan pengawasan produksi dalam berbagai macam industri tidak banyak berbeda, demikian juga dengan tujuan yang akan dicapainya. Walaupun dalam hal metode, organisasi maupun operasi masing-masing perusahaan akan berbeda.

  1. Pengawasan produksi

Bertujuan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana. Kegiatanya meliputi :

  1. Menetapkan kualitas
  2. Menetapkan standar barang
  3. Pelaksanaan produksi yang tepat waktu

 

  1. D.    PERBEDAAN PRODUKSI, MANUFAKTUR, DAN OPERASI

Setiap perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa mempunyai fungsi produksi. Sehingga setiap perusahaan memerlukan manajer operasi, adapun perbedaan dari definisi produksi, manufaktur dan operasi adalah sebagai berikut:

 

 

  1. Produksi

Merupakan keseluruhan proses yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa. Produksi tidak terbatas pada proses produksi barang tetapi juga perusahaan yang menghasilkan jasa.

Contoh:

Produksi tidak hanya dilakukan oleh perusahaan sampo, tetapi salon juga melakukan proses produksi untuk menghasilkan perawatan rambut.

  1. Manufaktur

Merupakan proses fisik untuk memproduksi barang, dan tidak tergolong jasa. Contoh: perusahaan sampo.

  1. Operasi

Merupakan keseluruhan fungsi atau kegiatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana strategis agar perusahaan dapat terus beroperasi. Fungsi operasi meliputi fungsi produksi dan manufaktur yang terdiri dari fungsi pembelian, pengelolaan material, produksi, kontrol persedian dan kualitas, serta pemeliharaan.

 

E.FUNGSI DAN SISTEM PRODUKSI DAN OPERASI

Dari hasil-hasil penemuan dapatlah diketahui bahwa teknik-teknik Manajemen Produksi dan Operasi dapat dipergunakan secara efektif untuk mengurangi biaya dan memperbaiki hasil jasa yang ditawarkan atau dijual.

Terdapat tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan kegiatan Manajemen Produksi dan Operasi, yaitu fungsi, sistem dan keputusan.
1. Fungsi : bertanggung jawab untuk mengelola bagian dalam organisasi yang menghasilkan barang atau jasa. Sehingga produksi atau operasi sama halnya dengan pemasaran dan keuangan atau pembelanjaan sebagai salah satu fungsi organisasi perusahaan dan merupakan salah satu fungsi bisnis.

2. Sistem : Perumusan sistem transformasi yang menghasilkan barang atau jasa. Sebagai dasar untuk perancangan dan penganalisisan operasi produksi, yang terdapat dalam proses pengkonversian di dalam persahaan. Dalam hal ini sistem keseluruhan dalam perusahaan terkait dengan bidang-bidang fungsi lain diluar produksi dan operasi.

3. Keputusan : unsur yang terpenting di dalam manajemen prosuksi dan operasi. Karena seluruh manajer bertugas tidak terlepas dengan hal pengambilan keputusan.

 

F. MENGORGANISASIKAN PROSES PRODUKSI

Merupakan penetapan kegiatan produksi guna melaksanakan proses produksi yang berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Pengorganisasian proses produksi dapat dikelompokan menjadi:

  1. Organisasi tradisional

Setiap manajer memiliki daerah otoritas dan kekuasaan tertentu. Terdapat alat ukur kinerja masing-masing departemen. Contoh: kinerja manajer kualitas ditentukan dengan dasar biaya, tingkat kesalahan dan biaya pengerjaan ulang.

  1. Organisasi selular

Pekerja berada dan bekerja dalam satu tim yang disebut cell untuk menghasilkan suatu produk atau satu bagian produk. Setiap cell bertanggung jawab pada kualitas dan kuantitas produk yang mereka hasilkan. Perbedaanya dengan organisasi tradisional adalah semua pekerja dalam cell bertanggung jawab terhadap produk yang dihasilkan. Cell dapat memonitor diri sendiri serta mengoreksi dengan sendirinya.

  1. Proses dan proyek manufaktur
  2. Proses ekstraktif : menghasilkan barang dengan cara mengambilnya dari alam. Contoh pertambangan batu bara, pertambangan timah.
  3. Proses kontinu : teknik produksi yang digunakan secara terus menerus untuk menghasilkan satu jenis produk dalam jumlah yang banyak. Contoh: perusahaan Coca cola.
  4. Intermitten process : teknik produksi yang menggunakan satu proses untuk menghasilkan sejumlah produk, kemudian mengubahnya untuk memproduksi sejumlah produk yang berbeda. Contoh perusahaan tas dan ikat pinggang.
  5. Proses analitik : proses untuk mendapatkan barang yang diinginkan dengan jalan memisahkanya dari barang lain. Contoh minyak bumi diproses menjadi bensin, solar dan kerosin.
  6. Proses sintetik : menghasilkan output dengan jalan menggabungkan beberapa jenis barang yang berbeda. Contoh proses pembuatan obat, pengolahan baja.
  7. Proses perakitan : proses peletakan bagian-bagian produk secara bersama-sama sehingga menghasilkan produk yang utuh. Contoh perusahaan televisi, perusahaan industry mobil dan motor.

 

  1. G.    PERENCANAAN LOKASI DAN LAYOUT PABRIK

Layout pabrik disebut juga tata letak atau tata ruang didalam pabrik. Layout pabrik adalah cara penempatan fasilitas-fasilitas produksi guna memperlancar proses produksi yang efektif dan efisien. Fasilitas pabrik dapat berupa mesin-mesin, alat-alat produksi, alat pengangkutan bahan, dan peralatan pengawasan.

Perencanaan layout menurut James A Moore adalah rencana dari keseluruhan tata letak fasilitas industri yang didalamnya, termasuk bagaimana personelnya ditempatkan, alat-alat operasi gudang, pemindahan material, dan alat pendukung lain sehingga akan tercipta suatu tujuan yang optimum dengan kegiatan yang ada dengan menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada dalam perusahaan.

Tujuan penyusunan layout pada dasarnya untuk mencapai pemanfaatan peralatan pabrik yang optimal, penggunaan jumlah tenaga kerja yang minimum, kebutuhan persediaan yang rendah dan biaya produksi dan investasi modal yang rendah.

 

 

 

Jenis-jenis layout

  1. Process layout : mengatur alur kerja diseputar proses. Produk akan bergerak dari satu stasiun ke stasiun lainnya. Semua pekerja yang mempunyai tugas sama bekerja dalam satu kelompok. Contoh: pabrik kosmetik, pabrik gula.
  2. Product layout : mengatur stasiun kerja dalam satu garis, cocok untuk produk yang dihasilkan dalam kuantitas cukup banyak dengan proses yang terus menerus. Contoh: pabrik mobil.
  3. Fixed position : produk tetap pada suatu tempat atau tidak dapat dipindahkan, sedangkan pekerja dan mesin-mesin yang akan datang sesuai dengan kebutuhan. Contoh: pembuatan gedung olahraga.

Adapun perangkat lunak yang diperlukan bagi penyusunan layout adalah: CRAFT, COFAD, PLANET, CORELAP dan ALDEF.

Dalam semua kasus yang terjadi, layout seharusnya mempertimbangkan bagaimana cara mencapai:

  1. Pemanfaatan lebih tinggi atas ruang, fasilitas dan tenaga kerja.
  2. Perbaikan aliran informasi, barang atau tenaga kerja.
  3. Meningkatkan moral kerja dan kondisi keamanan yang lebih baik
  4. Meningkatkan interaksi perusahaan dengan konsumen.
  5. Peningkatan fleksibilitas.

Dari waktu ke waktu, desain layout perlu dipertimbangkan sebagai sesuatu yang dinamis dan punya fleksibilitas.

 

  1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik, besar sekali pengaruhnya terhadap tingkat kelancaran operasi perusahaan, faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor utama dan faktor bukan utama.

Faktor utama yaitu: letak sumber bahan baku, letak pasar, masalah transportasi, supply tenaga kerja dan pembangkit tenaga listrik.

Sedangkan faktor bukan utama yaitu: rencana masa depan perusahaan, kemungkinan adanya perluasan perusahaan, kemungkinan adanya perluasan kota, terdapatnya fasilitas-fasilitas pelayanan, terdapatnya fasilitas-fasilitas pembelanjaan, persediaan air, investasi untuk tanah dan gedung, sikap masyarakat, iklim dan keadaan tanah.

 

  1. H.    PERALATAN PRODUKSI

Pada umumnya peralatan produksi ditujukan bagi peningkatan produktivitas buruh dalam rangka memperbanyak produk, baik dari segi variasinya maupun jumlahnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Peralatan produksi akan mencakup berbagai sarana yang digunakan dalam proses produksi, yang berupa mesin atau jenis-jenis perkakas lain yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan dalam mengerjakan produk atau bagian-bagian produk.

Adapun jenis-jenis mesin yang digunakan dalam proses produksi terdiri dari:

  1. Mesin yang bersifat umum atau mesin serba guna (General Purpose Machines). Mesin serba guna ini yaitu mesin yang dibuat untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu untuk berbagai jenis barang produk atau bagian produk.
  2. Mesin yang bersifat khusus (special purpose machines) yaitu mesin-mesin yang direncanakan untuk mengerjakan satu atau beberapa jenis kegiatan yang sama.

 

Alasan diadakannya pembelian peralatan antara lain:

  1. peralatan baru diperlukan untuk memproduksi produk dan jasa lebih hanya volume penjualan yang terus meningkat.
  2. Peralatan yang ada telah usang.
  3. Peralatan yang ada telah memasuki masa aus serta harus diganti.

Untuk memutuskan membeli peralatan baru maka perlu dilaksanakan survei terlebih dahulu, yang dilakukan melalui dua tahap, yaitu: pertama tahap pemakaian (penyaringan teknologi) yang meliputi kapasitas, kedua perhitungan biaya atau analisis ekonomi yang akan menentukan sejumlah alternatif teknis yang dipilih.

  1. I.       PEMELIHARAAN FASILITAS DAN PENANGANAN BAHAN (MATERIAL HANDLING)

Fungsi pemeliharaan dan penanganan bahan merupakan dua fungsi pelayanan yang sangat penting dalam kegiatan produksi.

 

I.1. PEMELIHARAAN FASILITAS

Pemeliharaan fasilitas produksi jika dilaksanakan secara teratur akan beroperasi secara efektif. Tanggung jawab pemeliharaan fasilitas biasanya ditugaskan kepada teknisi pabrik, yang berada di bawah kepala teknisi.

Tujuan utama fungsi pemeliharaan adalah sebagai berikut:

  1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.
  2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu.
  3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar  batas dan menjaga modal yang diinvestaikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tersebut.
  4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien keseluruhannya.
  5. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja.
  6. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan. Yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin dan total biaya yang rendah.

 

 

 

Jenis-jenis pemeliharaan diantaranya yaitu:

  1. Preventive maintenance

Kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi. Dalam praktiknya, preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu perusahan pabrik dapat dibedakan atas:

  1. Routine Maintenance : kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari. Sebagai contoh dari kegiatan ini adalah pembersihan fasilitas maupun peralatan, pelumasan, serta pemeriksaan bahan bakarnya dan mungkin termasuk pemanasan (warming-up) mesin-mesin selama beberapa menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang hari
  2. Periodic Maintenance : kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap satu minggu sekali, lalu meningkat setiap bulan sekali, dan akhirnya setiap setahun sekali. Sebagai contoh untuk kegiatan periodic maintenance adalah pembongkaran karburator atau pembongkaran alat-alat dibagian sistem aliran bensin, penyetelan katup-katup pemasukan dan pembuangan silinder mesin, dan pembongkaran mesin ataupun fasilitas tersebut untuk penggantian bearing, serta service dan overhaul kecil maupun besar.
  3. Breakdown maintenance

Kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas maupun peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik dan benar. Kegiatan breakdown maintenance yang dilakukan sering disebut dengan kegiatan perbaikan atau reparasi.

 

 

I.2. PENANGANAN BAHAN (MATERIAL HANDLING)

Setiap perusahaan akan terlibat dalam masalah transportasi (pengangkutan) bahan atau penanganan bahan. Karena dalam hal ini akan menyangkut proses pemindahan bahan, pemindahan produk dalam proses dan pemindahan produk jadi.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penanganan bahan adalah: jalur pengangkutan, sifat obyek yang diangkut, karakteristik bangunan, keadaan ruangan dan kapasitas peralatan.

Pembelian material secara teratur akan membawa efek yang positif terhadap proses produksi, misalnya: hubungan dengan supplier bahan dapat berlangsung secara berkesinambungan, harga bahan yang dipesan lebih murah, pengurusan pembelian bahan lebih mudah, karena bersifat rutin.

Selain itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses pengadaan bahan yaitu: standardisasi bahan baku, supplier bahan baku, syarat pembelian, cara penyimpanan, kemasan/pembungkus, dan spesifikasi bahan.

Setelah membahas masalah pengadaan bahan, maka suatu hal yang penting mendapat perhatian adalah pengendalian material, terutama masalah pemakaian bahan. Ketidakefisienan pemakaian bahan akan berpengaruh terhadap tingginya harga pokok barang yang dihasilkan.

Adapun metode-metode yang digunakan dalam menilai bahan baku terdiri dari: metode FIFO, LIFO, rata-rata, rata-rata bergerak, dan metode standar harga. Pertimbangan untuk membuat atau membeli suku cadang dalam rangka memproduksi suatu barang didasarkan atas pertimbangan teknis dan ekonomis.

 

  1. J.      PENINGKATAN KUALITAS

Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan adalah kualitas produk. Menurut American Society for Quality Control, kualitas adalah “the totality of features and characteristics of a product or service that bears on its ability to satisfy given needs”, artinya keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari sebuah produk atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat.

Definisi tersebut merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penjual telah memberikan kualitas bila produk atau pelayanan penjual telah memenuhi atau melebihi harapan konsumen.

Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar.

Menurut Kotler and Armstrong (2004, p.283) arti dari kualitas produk adalah “the ability of a product to perform its functions, it includes the product’s overall durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes” yang artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.
DIMENSI KUALITAS PRODUK

Menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd (2005, p.422) apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk tersebut terdiri dari :

  1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk.
  2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk.
  3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
  4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.
  5. Reliability (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.
  6. Serviceability (kecakapan pelayanan), kemudahan produk untuk direparasi misalnya ketersediaan bengkel dan suku cadang sepeda motor Yamaha.
  7. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.
  8. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi, persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan, reputasi, dan Negara asal.

 

  1. K.    PENGAWASAN KUALITAS (QUALITY CONTROL)

Pengawasan kualitas merupakan salah satu aktivitas produksi perusahaan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah kualitas sedini mungkin dalam kesalahan proses operasi, keandalan kualitas dan memberikan pemecahanya. Pengawasan diharapkan dapat memberikan bukti dan jaminan pada konsumen bahwa produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang terkontrol.

 

TEKNIK PENGAWASAN KUALITAS

Beberapa cara atau teknik yang dapat dilakukan dalam melakukan pengawasan kualitas (Leonard dan Hilgert,2004) adalah:

  1. Inspeksi Total, berupa pengecekan menyeluruh terhadap seluruh unit kerja atau tugas yang dilakukan oleh pegawai dan menjelaskan apakah standar kualitas minimum sudah tercapai, dan bila belum, bagaimana memperbaikinya.
  2. Pengecekan pada Area Tertentu, dilakukan melalui pengecekan kinerja pegawai di suatu departmen atau divisi tertentu, seperti departemen produksi, yang dilakukan secara periodik.
  3. Pengontrolan Kualitas dengan Statistik. Apabila inspeksi total belum diperlukan dan pengecekan pada divisi tertentu tidak terlalu akurat, Manajer Administrasi dapat menggunakan teknik ini dengan memakai data yang berbasis sampel yang dipilih untuk menjamin validitas dan reliabilitas hasil pengukuran.
  4. Kesalahan Nihil, merupakan teknik preventif terhadap potensi kesalahan yang dilakukan oleh pegawai sejak pertama kali mengerjakan tugasnya. Hal ini juga dapat memotivasi pegawai untuk selalu bebas dari kesalahan.

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

KESIMPULAN

  1. Pengertian manajemen produksi

Salah satu cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa.

  1. Perkembangan manajemen produksi

Manajemen produksi berkembang pesat karena adanya factor :

  1. Adanya pembagian kerja (division of labour) dan spesialisasi
  2. Revolusi Industri
  3. Perkembangan alat dan teknologi yang mencakup penggunaan computer
  4. Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup metode ilmiah, hubungan antar manusia, dan model keputusan.
    1. Aspek manajemen produksi
      1. Perencanaan produksi
      2. Pengendalian produksi
      3. Pengawasan produksi
  5. Perbedaan produksi, manufaktur dan operasi
    1. Produksi: keseluruhan proses yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa.
    2. Manufaktur: proses fisik untuk memproduksi barang, dan tidak tergolong jasa.
    3. Operasi: keseluruhan fungsi atau kegiatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana strategis agar perusahaan dapat terus beroperasi.
  6. Fungsi dan sistem produksi dan operasi

Fungsi : bertanggung jawab untuk mengelola bagian dalam organisasi yang menghasilkan barang atau jasa.

Sistem : Perumusan sistem transformasi yang menghasilkan barang atau jasa.

  1.  Mengorganisasikan proses produksi

Pemgorganisasian proses produksi dapat dikelompokan menjadi: organisasi tradisional, organisasi selular, dan proses dan proyek manufaktur.

  1. Perencanaan lokasi dan layout pabrik

Layout pabrik adalah cara penempatan fasilitas-fasilitas produksi guna memperlancar proses produksi yang efektif dan efisien.

  1.  Peralatan produksi, jenisnya yaitu: general purpose machines, special purpose machines.
  2. Pemeliharaan fasilitas dan penanganan bahan (material handling)

Jenis pemeliharaan fasilitas: preventive maintenance, breakdown maintenance.

Pembelian material secara teratur akan membawa efek yang positif terhadap proses produksi, misalnya: hubungan dengan supplier bahan dapat berlangsung secara berkesinambungan, harga bahan yang dipesan lebih murah, pengurusan pembelian bahan lebih mudah, karena bersifat rutin.

  1. Dalam meningkatkan kualitas produk, manajer produksi harus mengetahui mengenai beberapa dimensi produk, diantaranya yaitu: Performance (kinerja), Durability (daya tahan), Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), Features (fitur), Reliabilty (reliabilitas), Serviceability (kecakapan pelayanan), Aesthetics (estetika), Perceived quality (kesan kualitas),
  2. Teknik dalam pengawasan kualitas produksi diantaranya yaitu: Inspeksi Total, Pengecekan pada Area Tertentu, Pengontrolan Kualitas dengan Statistik, Kesalahan Nihil,

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Kismono, Gugup. 2001. Pengantar Bisnis. Yogyakarta:BPFE

http://massofa.wordpress.com/2008/02/02/manajemen-produksi-dan-industri-kecil/

http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_produksi

http://zulidamel.wordpress.com/2008/01/14/perencanaan-produksi/

http://saefulbafri009.blogspot.com/2010/11/manajemen-produksi.html

http://blogdeta.blogspot.com/2009/03/manajemen-produksi.html

http://santaidisiniyuk.blogspot.com/2009/08/manajemen-produksi.html

http://labsistemtmip.files.wordpress.com/2010/08/manajemen-operasi-i-arti-dan-ruang-lingkup-manajemen-produksi.pdf

http://id.shvoong.com/social-sciences/1995194-manajemen-produksi/

http://wungkar.wordpress.com/2009/11/13/layout/

http://kuliahitukeren.blogspot.com/2010/12/pengawasan-kualitas-administrasi.html

Klik untuk mengakses 71066166.pdf

 

 

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Desember 3, 2011 inci Uncategorized

 

Tinggalkan komentar